Wide^epid

Agustus 21, 2012

Goal

Filed under: My Mind — Widekoto @ 9:19 pm

Setiap orang pasti memiliki jalan hidup yang berbeda-beda. Akan tetapi, tujuan hidupnya pasti sama, yaitu kehidupan yang indah dengan kesuksesan yang cemerlang.
ALLAH itu adalah Dzat yang Maha Adil… Dia memberikan kita berbagai masalah yang sebanding dengan hadiah yang akan didapat. Jika masalah itu sangat besar, maka ALLAH akan memberikan nikmat yang sangat besar salah satunya adalah hikmah.
Hikmah itu kado terindah yang ALLAH berikan langsung. Jika kamu hanya berpikir maslah itu besar, tanpa berpikir bagaimana cara mengatasinya dan malah mengeluh kepada makhluk yang mana dia sendiri juga kebingungan dengan kehidupannya, maka celakalah kamu.
Kenapa celaka? Karena sebenarnya kamu hanya terombang ambing tanpa penyelesaian yang berarti. Kamu hanya membuang-buang waktu hidupmu tanpa menyelesaikan step by step kehidupan yang membuatmu mencapai goal.
GOAL=TUJUAN. Apa tujuanmu? Apa jangan-jangan kamu seperti aku yang masih bertanya-tanya, “Who I am?”. Kalau kamu seperti aku, setidaknya ada tujuan wajib yang makluk terutama manusia capai yaitu menjadi khalifah di bumi.
Malu dooongs, ALLAH udah percaya bahwa kita (manusia) bisa menjadi khalifah di bumi tetapi kita malah mengecewakan-Nya dengan bersikap cuek, tidak bersyukur dengan apa yang sudah diberi, dan malah bersifat merusak.
Sebelumnya apa yang kamu tentang khalifah?
Khalifah adalah seseorang yang menjadi pemimpin di muka bumi ini.
Pengertian tersebut seharusnya tidak serta merta menjadikan kita kerdil dalam menyikapinya. Kita harus memahami dalam perspektif luas yaitu sebagai pemimpin dan dalam hal ini kita awal dulu dari sebagaiman kita hebat dalam memimpin diri kita sendiri.
Saya sadar bahwa saya bukanlah apa-apa tanpa-Nya. Sebagai seorang kakak, saya belum menjadi pemimpin dan contoh yang baik bagi adik-adik saya. Akan tetapi mulai hari ini, atas segala bantuan dan nikmat yang tak terhingga tercurahkan dari ALLAH swt, saya akan berusaha untuk menjadi lebih baik lagi. Setidaknya saya menjadi pemimpin untuk diri saya sendiri. Saya harus bisa melawan hawa nafsu yang ada di dalam diri saya. Hawa nafsu itu sendiri adalah kecenderungan manusia untuk melakukan apa yang diinginkan oleh jiwanya. Ada beberapa sumber yang menyebutkan bahwa hawa nafsu ini sangat berdekatan dengan kemudharatan karena keinginan jiwa ini tidak terkendali. Bahkan ada yang beranggapan bahwa hawa nafsu itu sebenarnya lebih berbahaya dibandingkan penyakit rabies sekalipun.
Kita sendiri pasti sudah bagaimana bahaya penyakit rabies itu. Bedanya, penyakit rabies itu mematikan jasad manusia sedangkan hawa nafsu ini mematikan hati manusia.
Jadi… Meski kita masih bingung tentang diri kita, seharusnya kita tidak berlama-lama dengan kebingungan tersebut karena ALLAH telah menunjukkan bahwa kita adalah makhluk ciptaan ALLAH yang memiliki tujuan. Goal atau tujuan kehidupan kita adalah menjadi khalifah di bumi dengan langkah awal yang sangat sederhana, yaitu menjadi pemimpin untuk diri kita sendiri dan langkah ini dimulai dengan tindakan mengendalikan hawa nafsu.

Agustus 10, 2012

World Hepatitis Day 28 July 2012

Filed under: Education,Knowledge — Widekoto @ 6:15 pm
Tags: ,

Ini adalah seminar yang diselenggarakan di auditorium Prof. G. A. Siwabessy dalam rangka memperingati hari Hepatitis sedunia yang jatuh pada tanggal 28 July 2012. Peringatan ini sudah 3 kali diadakan oleh Kementerian Kesehatan.Acara yang bertemakan “Masalah Hepatitis sudah di Depan Mata” ini sudah menjadi rangkaian event yang dilakukan setiap tahunnya. Acara ini berbentuk seminar yang mana ada sesi diskusi atau tanya jawab dengan pembicara handal mengenai hepatitis.

Acara ini dihadiri oleh banyak pejabat negara yaitu, menteri kesehatan (Ibu Nafsiah S.), menteri BUMN (Pak Dahlan Iskan), dirjen P2PL (Pak Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama), mantan dirjen P2PL (Pak Nyoman Kandun), serta berbagai tenaga kesehatan baik itu bidan, tenaga puskesmas, mahasiswa kesehatan, dan tenaga kesehatan lainnya maupun ada pula dari lintas sektor, salahsatunya dari angkatan laut.

Selain itu, pembicara yang ditampilkan dalam acara ini adalah dokter-dokter handal ada pula yang merupakan guru besar di FKUI. Pembicara tersebut antara lain:

  1. Irsan Hasan, materi tentang Mengenal Lebih Dalam Hepatitis A. Beliau dari divisi Hepatologi, Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM Jakarta.
  2. Rino A Gani, materi tentang Masalah Hepatitis di Indonesia. Beliau dari Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia.
  3. Prof. DR. Dr. Samsuridjal Djauzi, SpPD-KAI, FACP. Beliau dari Divisi Alergi-imunologiDepartemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM Jakarta.

Acara ini dimulai dengan laporan kegiatan yang dibahas oleh ketua pelaksana yang mana tercatut bahwa kegiatan ini dilakukan dari tahun 2010 dan setiap tahunnya di peringati oleh Kementerian Kesehatan. Setelah itu, sambutan dari Ibu Nafsiah sebagai Menteri Kesehatan RI yang menjelaskan bahwa hepatitis merupakan masalah besar di Indonesia. Beliau selain memberikan sambutan juga membuka acara seminar tersebut.

Selanjutnya beberapa mantan penderita hepatitis menguak kisah atau pengalaman yang telah mereka rasakan selama menderita penyakit tersebut. Mantan penderita hepatitis tersebut antara lain:

  1. Menteri BUMN, Pak Dahlan Iskan.
  2. Dua orang pria yang pertama kali melakukan transplantasi organ hati di RSCM Jakarta.

Dalam kesempatan ini, Pak Dahlan Iskan memberikan beberapa kesaksian tentang kisah nyata yang ia alami sebagai mantan penderita hepatitis. 5 tahun yang lalu, ia mengidap penyakit tersebut. Lalu ia melakukan transplantasi organ dan sekarang ia sudah sehat bugar. Menurut dokter yang menanganinya, jika setelah 5 tahun tidak ada gejala hepatitis berarti organ yang ditransplantasi cocok dan tidak ada masalah apapun.

Selanjutnya, Pak Dahlan menceritakan tentang hepatitis yang dulu ia idap termasuk obat yang harus dikonsumsi. Menurutnya, obat tersebut sangat mahal dan belum ada di Indonesia. Oleh karena itu, menteri BUMN ini menyuruh biofarma sebagai bagian dari tanggung jawab BUMN untuk membuat obat generik hepatitis. Obat generik yang dapat dikonsumsi oleh penderita hepatitis tersebut adalah Lamifudin. Harga obat tersebut adalah Rp100.000. Harga tersebut jika dibandingkan dengan harga obat yang lainnya termasuk relatif murah karena obat hepatitis selain obat tersebut ± Rp800.000. Obat hepatitis dikonsumsi dalam jangka waktu yang relatif lama.

Lalu Pak Dahlan menceritakan tentang gejala yang dialami sewaktu divonis hepatitis. Ia mengatakan bahwa ia mengalami muntah darah akibat adanya gelembung darah yang mana jika gelembung itu pecah, muntah darah tersebut terjadi secara spontan. Oleh karena itu dokter yang menanganinya melakukan tindakan yaitu memecah gelembung darah tersebut. Setelah itu, ada bagian organ yang dipotong yaitu 2/3 organ limfa. Organ hati yang ada di dalam tubuh Pak Dahlan ternyata sudah membengkak (sudah menjadi kanker tapi alhamdulillah belum menyebar ke organ yang lain). Lalu Pak Dahlan melakukan transplantasi hati yang didapat oleh pemuda di Cina berumur 21 tahun yang sudah meninggal.

Selain Pak Dahlan, dalam acara ini ada juga ada mantan pengidap hepatitis yang memberikan sepatah dua patah informasi tentang apa yang mereka alami. Mereka menjelaskan bahwa gejala awal yang dialami oleh mereka adalah perut buncit dan kaki bengkak. Awalnya mereka pikir hanya masuk angin atau kelamaan berdiri. Setelah itu timbul gejala lain lagi yaitu muntah darah. Setelah ke RSCM mereka baru menyadari bahwa mereka sudah terkena hepatitis. Dokter tersebut menjelaskan bahwa muntah darah tersebut terjadi akibat adanya gelembung darah yang pecah. Oleh karena itu, bagian yang terdapat gelembung darah dan mengakibatkan varises esofagus tersebut diikat atau diligasi. Setelah itu, mereka pun melakukan transplantasi hati. Namun setelah itu, obat yang harus dikonsumsi sangat mahal sehingga ini menjadi beban yang harus dipanggul oleh keluarga mereka. Oleh karena itu, mereka sebagai mantan pengidap hepatitis membangun yayasan yang bernama Masyarakat Peduli Hepatitis karena mereka menyadari bahwa tidak mudah bagi penderita hepatitis memikul segala kehidupannya. Ini merupakan buah dari pengalaman mereka yang sudah pernah menderita penyakit tersebut.

Pak Dahlan menambahkan bahwa sebenarnya transplantasi organ bukan jalan satu-satunya yang harus dilakukan oleh penderita hepatitis. Ini hanya dapat dilakukan oleh orang yang lebih mampu karena setelah transplantasi obat yang dikonsumsi lebih mahal lagi. Maka dari itu, beliau menghimbau untuk penderita hepatitis mengkonsumsi limafudin. Namun menurut beliau, masih jarang masyarakat yang mengkonsumsi obat tersebut jika dibandingkan dengan banyak masyarakat yang menderita penyakit hepatitis.

Kemudian, acara tersebut diisi dengan keynote dari dirjen P2PL, Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama. Beliau menerangkan bahwa sebenarnya penyakit hepatitis ini baru mendapatkan perhatian dari WHO, yaitu pada tahun 2010 (sekitar 3 tahun yang lalu). Resolusi yang terjadi relatif lambat dalam menjadikan hepatitis sebagai isu dunia. Pengusul dari resolusi tersebut adalah Indonesia, Bazil, dan Kolombia.

Setelah itu, para pembicara mulai menjelaskan mengenai hepatitis A, B, dan C. Sebenarnya hepatitis banyak tetapi hanya 3 kategori ini yang diprioritaskan di dunia karena dilihat dari tingkat keparahan dan cara penularannya yang sangat mudah. Lalu dilakukan sesi diskusi atau tanya jawab. Dan terakhir dapat disimpulkan beberapa point penting, yaitu:

  1. Hepatitis sudah menjadi isu dunia sejak tahun 2010. Awal gagasan ini diusulkan oleh Indonesia, Brazil, dan Kolombia.
  2. Hepatitis yang diprioritaskan adalah hepatitis A, B, dan C karena dilihat dari tingkat keparahan dan  cara penularannnya.
  3. Hepatitis A terjadi akibat seseorang yang tidak melakukan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat), mengkonsumsi makanan atau minuman yang sudah tercemar tinja. Gejala yang terjadi terbagi dua yaitu fase pra ikterus dan fase ikterus.
  4. Hepatitis B dan hepatitis C mengalami persamaan dalam cara penularan yaitu dengan jarum suntik yang tidak steril, free sex, dan yang parah adalah cara penularan perinatal yaitu dari ibu hamil yang mengidap hepatitis ke bayi yang dikandungnya.
  5. Sebenarnya cara pencegahan penyakit hepatitis ini relatif  mudah untuk dilakukan.
  6. Untuk hepatitis A dan B sudah tersedia vaksin sedangkan untuk hepatitis B dan C sudah tersedia obat untuk mengatasinya.
  7. Lamifudin merupakan obat hepatitis generik yang diproduksi oleh biofarma yang sangat dianjurkan menteri BUMN untuk dikonsumsi penderita hepatitis di Indonesia.

Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com.