Wide^epid

Oktober 8, 2017

OTOMYCOSIS

Filed under: Knowledge — Widekoto @ 12:38 am

Otomycosis atau Penyakit Jamur Telinga adalah infeksi yang disebabkan oleh terlalu seringnya membersihkan telinga dengan kapas/cotton bud atau alat pengait yang terbuat dari logam/besi sehingga timbulnya lecet pada telinga dan menyebabkan telinga lembab/berair dan lama kelamaan akan timbul jamur. Jadi indikator penyakit ini apabila seseorang sering membersihkan telinga sehingga ada perlecetan di bagian telinga ditambah aktivitas yang sering mengeluarkan keringat.

Gejala pertama dari Penyakit Jamur Telinga adalah timbulnya rasa gatal pada telinga. Kemudian adanya rasanya nyeri jika dibiarkan dan telinga mengeluarkan cairan berwarna kuning pekat. Jikalau sudah terjadi gejala-gejala tersebut, segera periksa ke dokter spesialis THT. Untuk langsung ke dokter spesialis THT tanpa BPJS, Anda perlu menyiapkan uang yang mungkin akan menguras kantong. Jikalau Anda menggunakan BPJS, Anda harus diperiksa terlebih dahulu oleh dokter umum yang berada di fasyankes 1 (puskesmas) terdekat sesuai domisi Anda. Setelah diperiksa, dokter umum tersebut akan membuat surat rujukan ke fasyankes yang memiliki dokter spesialis THT, biasanya di Rumah Sakit Umum.

Setelah mendapatkan surat rujukan dari puskesmas, Anda harus memfotokopi surat tersebut dan mengisi formulir registrasi Rumah Sakit jikalau Anda baru pertama kali berobat di RSU tersebut. Setelah itu, Anda ke loket RSU dan mendapatkan nomor antrean untuk ke dokter spesial THT.

Dokter spesialis THT akan menanyakan perihal keluhan apa yang kita rasakan dan riwayat terkait pengobatan sebelumnya. Setelah itu, dokter memfoto bagian telinga untuk memastikan apakah ada kotoran/benda asing yang berada di dalam telinga. Jikalau foto tersebut mengindikasikan adanya jamur pada bagian telinga, Anda akan diberikan resep berupa obat minum penghilang rasa gatal dan obat tetes telinga yang berasal dari asam asetat. Bagi Anda yang menggunakan BPJS, obat minum ini biasanya didapat langsung di RSU secara gratis namun untuk obat tetesnya tidak ada dan perlu dicari di luar RSU. Tidak semua apotek yang bisa menebus obat tetes ini, namun salah satu kuncinya untuk mengetahui apakah apotek tersebut bisa atau tidak adalah dengan melihat apakah apotek tersebut juga menyediakan praktek  dokter spesialis THT. Jikalau ada praktek dokter spesialis THT yang bekerjasama dengan apotek di dekatnya, ada bsa menebus resep obat tetes di sana.

Lamanya pengobatan untuk penderita penyakit jamur telinga ini relatif lama dan butuh kesabaran. Biasanya di dalam surat rujukan ada kolom terkait lama pengobatan di RSU dan biasanya untuk penyakit ini akan ditulis waktunya selama 3 bulan.

Before and After Treatment

Oktober 24, 2014

Mengenal Kandidat Menteri Kesehatan di Kabinet Jokowi

Filed under: Education — Widekoto @ 10:06 am
Tags:

Senin, 20 Oktober 2014 adalah momentum penting yang ditunggu-tunggu oleh seluruh rakyat Indonesia. Pada tanggal tersebut, secara resmi Bapak Ir. Joko Widodo dilantik untuk menjadi presiden RI ke-7 dengan periode jabatan 2014-2019.

Setelah dilakukan pelantikan, proses selanjutnya yang harus dijalani oleh presiden baru adalah membentuk kabinet baru. Kabinet ini terdiri dari beberapa menteri yang nantinya akan menjalankan tugasnya masing-masing sesuai dengan departemen yang mereka dapatkan. Proses pembentukan ini dicanangkan selama 14 hari. Namun menurut Bapak Ir. Joko Widodo, pengumuman pembentukan kabinet ini akan dilakukan secepat mungkin.

Ada banyak kontroversi terkait susunan pembentukan kabinet menteri. Hal ini karena belum adanya kepastian terkait nama-nama menteri yang akan menjabat pada setiap kementerian. Khusus dalam dunia kesehatan, beberapa kandidiat nama yang dicanangkan akan menjadi menteri kesehatan adalah sebagai berikut.

1. Prof. dr. Ali Ghufron Mukti M.Sc., Ph.D

Ali Ghufron Mukti

Prof. dr. Ali Ghufron Mukti M.Sc., Ph.D lahir pada tanggal 17 Mei 1962 di daerah Blitas, Jawa Timur. Beliau adalah pakar Jamkesmas (Jaminan Kesehatan Masyarakat). Pendidikan yang telah beliau selesaikan adalah sebagai berikut.

  1. S1 Dokter Fakultas Kedokteran UGM tahun 1988.
  2. S2 Tropical Medicine, The Departement of Tropical Hygiene, Mahidol University, Bangkok, Thailand tahun 1991.
  3. S3 Faculty of Medicine, University of Newcastle, Australia tahun 2000.
  4. Profesi Ahli Asuransi Kesehatan (AKK) dari Pamjaki tahun 2002.

Prestasi yang pernah beliau lakukan, yaitu:

  1. Ketua Asosiasi Institut Pendidikan Kedokteran Indonesia (AIPKI) (2011 – sekarang).
  2. Ketua Indonesian Health Economics Association (2009 sekarang).
  3. Ketua ASEAN One Health University Network (2011 sekarang).
  4. Pada tahun 2011, beliau menjadi The Winner of Australian Alumni Award for Outstanding Contribution Public Health Administration.
  5. Menjabat sebagai Menteri Kesehatan Republik Indonesia sementara menggantikan Endang Rahayu Sedyaningsih.
  6. Menjabat sebagai wakil menteri kesehatan Indonesia pada Kabinet Indonesia Bersatu II.
  7. Menjabat sebagai Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada termuda pada usia 46 tahun.

2. Prof. Dr. dr. Akmal Taher, SpBU

Akmal

Prof. Dr. dr. Akmal Taher, SpBU lahir di Jakarta, 27 Juli 1955 dari pasangan Taher dan Rosnalia yang berasal dari Koto Gadang, Agam, Sumatera Barat. Pendidikan yang telah diselesaikan beliau adalah sebagai berikut.

  1. S1 Pendidikan dokter umur di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan lulus sebagai Urolog pada tahun 1988.
  2. s2 di Hannover Medical School and Institute for Peptide Research, Jerman tahun 1990-1992. Dari institusi tersebut, beliau meraih gelar Doktor Medikus dan phD pada tahun 1993.
  3. S2 di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia tahun 1993.

Prestasi yang sudah beliau raih, yaitu:

  1. Menjabat sebagai direktur utama Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta.
  2. Menjadi Ketua Ikatan Ahli Urologi Indonesia.
  3. Pemilik hak paten use of inhibitor of phosphodiesterase IV di Jerman, Amerika Serikat, Kanada, dan Jepang.
  4. Pada tahun 2004, beliau memperoleh penghargaan Satyalancana Karya Satya 20 tahun. Dua tahun kemudian, beliau dikukuhkan sebagai guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
  5. Pada bulan Februari 2013, beliau diangkat menjadi Dirjen Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan Indonesia oleh Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi.

3. Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama, Sp.P(K), DTM&H, MARS

Candra Yoga

Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama, Sp.P(K), DTM&H, MARS adalah sosok pria kelahiran Jakarta 59 tahun lalu. Beliau dikenal sebagai Dokter Spesialis Paru dan sangat dekat dengan para kuli tinta.

Pendidikan yang telah beliau selesaikan, yaitu:

  1. S1 di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia tahun 1980
  2. Diploma in Tuberculosis Control & Epidemiology (DTCE) dari Research Institute of Tuberculosis, Tokyo
  3. Certificate for Pulmonology Specialty University of Indonesia, Fakultas Kedokteran
  4. Diploma in Tropical Medicine & Hygiene (DTM&H), dari London School of Hygiene and Tropical Medicine.

Prestasi yang pernah ia dapatkan adalah sebagai berikut.

  1. Menjabat sebagai Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan tahun 2009.
  2. Menjabat sebagai Direktur Medik dan Keperawatan RSUP Persahabatan Jakarta pada tahun 2002.
  3. Menjadi Direktur Pengendalian Penyakit Menular Langsung Ditjen PP dan PL tahun 2007.
  4. Aktif menjadi pembina Rumah Sakit Fatmawati Jakarta.
  5. Menjadi Guru Besar di Universitas Indonesia.

4. dr. Ribka Tjiptaning Proletariyati

54ribka-tjiptaning

dr. Ribka Tjiptaning Proletariyati adalah seorang kritiani yang lahir pada tanggal 1 Juli 1959 di Yogyakarta. Walaupun sekarang hidupnya bisa dibilang sukses, ia memiliki masa lau yang cukup kelam. Keluarganya sempat dicap sebagai anggota dari Gerakan 30 September 1965. Saat itu, Tjiptaning yang masih duduk di TK kelas Nol Besar harus menyaksikan awal-awal kejatuhan keluarganya. Ayahnya tiba-tiba menghilang, sedangkan Ibunya dibawa oleh tentara. Karena hal tersebutlah, ia dan kakaknya sering berpindah-pindah alamat.

Pendidikan yang telah beliau selesaikan adalah S1 Kedokteran UKI Jakarta tahun 1978-1990.

Prestasi yang telah beliau raih adalah sebagai berikut.

  1. Beliau membuka sebuah klinik kesehatan di Ciledug pada tahun 1992 setelah lulus dibangku kuliah.
  2. Saat ini beliau merupakan Ketua Komisi IX DPR RI dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P). Di komisi IX, ia mengetuai komisi yang memperhatikan masalah-masalah di bidang tenaga kerja dan transmigrasi, kependudukan, dan kesehatan.
  3. Di DPR, ia juga merupakan anggota dari Badan Urusan Rumah Tangga (DPR RI) DPR RI.

5. Dr. dr. Fachmi Idris M.Kes

Fahmi

Dr. dr. Fachmi Idris M.Kes lahir di Palembang pad atanggal 1 Februari 1968. Beliau adalah seorang dokter dan aktivis Indonesia. Pendidikan yang telah beliau selesaikan, yaitu:

  1. S1 Kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya tahun 1993.
  2. S2 di Pascasarjana Program Ilmu Kesehatan Masyarakat dan menjadi lulusan terbaik di Universitas Indonesia tahun 1988.
  3. S3 di Ilmu Kesehatan Masyarakat dan menjadi lulusan terbaik di Universitas Indonesia tahun 2003.

Prestasi yang telah beliau raih antara lain sebagai berikut.

  1. Menjadi Dosen Fakultas Kedokteran di UNSRI tahun 1997-sekarang.
  2. Menjadi Ketua Ikatan Dokter Indonesia tahun 2006-2009.
  3. Menjadi Dwan Komisaris PT. Askes (Persero) tahun 2008-sekarang.
  4. Menjadi wakil ketua Komite Audit PT. Askes (Persero) tahun 2009-2011.
  5. Menjadi Dirut PT. Askes (Persero) tahun 2013-2018.
  6. Menjadi Ketua Majelis Pimpinan Pusat ICMI tahun 2011-2016.
  7. Menjadi pengurus pusat Dewan Masjid Indonesia tahun 2012-2017.
  8. Menjadi Ketua Koordinator Panti Asuhan/Majelis Taklim di bawah Yayasan HM Ali Agam tahun 2006-saat ini.

Referensi:

  1. http://id.wikipedia.org/wiki/Ali_Ghufron_Mukti
  2. http://profil.merdeka.com/indonesia/a/ali-ghufron-mukti/
  3. http://id.wikipedia.org/wiki/Akmal_Taher
  4. http://www.ui.ac.id/download/guru_besar/Prof_Dr_dr_med_Akmal_Taher.pdf
  5. http://www.depkes.go.id/article/print/13010100004/unit-kerja-dan-pejabat.html
  6. http://www.pulmonologi-ui.com/images/stories/tjandrayoga.pdf
  7. http://id.wikipedia.org/wiki/Ribka_Tjiptaning
  8. http://www.terasjakarta.com/portal/berita-40875-ribka-tjiptaning-dinilai-tak-cocok-jadi-menkes.html#.VEoYe2eSz6M
  9. http://id.wikipedia.org/wiki/Fahmi_Idris_(dokter)
  10. http://ranapsimanjuntak.wordpress.com/2013/03/28/asa-dirut-pt-askes-fahmi-idris/

Juni 13, 2014

Study in Europe??

Filed under: Knowledge — Widekoto @ 2:17 am
Tags:

Image

 

Mau kuliah di Eropa????

Masih bingung caranya gimana? Apa aja persyaratannya? Dan mau tau, universitasnya apa aja ya di Eropa?

Sekarang gak usah pusing-pusing ria deh!!

 

European Higher Education Fair 2014

Dalam acara European Higher Education Fair, akan dikasih tau tuh cara memperoleh universitas-universitas terbaik yang ada di Eropa. Dari mulai persyaratannya apa aja sampai cerita kehidupan di eropa itu seperti apa. Pokoknya seru deh!!!!

Catet yaaah tanggal mainnya:

8-9 November 2014 di Kartika Expo Center, Balai Kartini, Jakarta (11.00-18.00 WIB)

11 November 2014 di Grand City Ballroom, Surabaya (14.00-19.00 WIB)

13 November 2014 di Makassar

 

DON’T MISS IT…..

 

Maret 7, 2014

Pelacakan Suspek MDR TB Paru


TB Overview B - MDR-XDR

picture0044
Senin, 04 Maret 2014
Berbekal dengan pengetahuan yang minim, saya melajukan kendaraan motor berwarna putih ke sebuah Puskesmas di kota Tangerang Selatan. Sesampainya di sana, saya merasa semakin dag-dig-dug sambil menunggu apel pagi selesai. Setelah selesai, saya mulai menanyakan perihal agenda hari ini.. Pelacakan suspek MDR TB Paru.
Perbincangan tersebut adalah klimaks kausal dari perasaan ini. Salah seorang pembina wilayah tersebut yang tidak begitu paham mengenai pelacakan suspek MDR TB Paru. Huaaaah.. Walaupun sudah searching mbah google dari malam sebelumnya, tetap embel-embel ‘mahasiswa yang belum tau lapangan’ membuat dag-dig-dug tersebut semakin berhembus derasnya.
Namun ada sentakan kata dalam hati>> mumpung masih mahasiswa, salah mah wajar.. kalau udah kerja lalu salah, baru itu fatal.
Okeeeh, mental kuat seketika. Dengan penuh percaya diri dan didukung dengan isi BBM Pembimbing Lapangan yang memberikan arahan mengenai pelacakan, maka saya berusaha meluluhkan rasa takut itu.
Sambil menunggu, saya terus membaca faktor-faktor yang mempengaruhi MDR itu sendiri. Kemudian pembina wilayah tersebut memanggil untuk beranjak dari Puskesmas ke rumah suspek MDR tersebut.
Sesampainya di sana, saya hanya bisa mengeluh dalam hati… Begitu jauh dari pusat keramai, terlalu terpelosok, masih sangat sederhana, dan setelah saya memasuki rumahnya, keadaan rumah tersebut lembab dan kurang ventilasi untuk cahaya matahari masuk ke dalam ruang yang berukuran sederhana tersebut. #miris
Sebelum memasuki rumah, saya dibekali masker dan diberi arahan agar tidak terjadi kontak langsung dari suspek. Awalnya saya agak riskan untuk menggunakan masker karena mencoba merasakan apa yang pasien suspek tersebut rasakan apabila didatangi beberapa orang yang menggunakan penutup mulut padahal di lingkungan rumahnya tidak ada yang menggunakan masker tersebut. Namun demi keselamatan dan juga demi memutus mata rantai agar kami yang datang tidak terkena serta tidak menularkan ke orang lain lagi, maka kami harus menggunakan masker tersebut.
Ternyata bayangan saya mengenai perasaan pasien tersebut salah karena setelah berbincang-bincang, beliau memahami akan bahaya dari penyakit dan mewajari apa yang kami lakukan.
Beliau ingin sembuh.. Itulah yang membuatku sedih karena berdasrkan anamnesa riwayat pengobatan, beliau sebelumnya sudah berhasil berobat selama 6 bulan tanpa putus berobat.. Namun takdir berkata lain… Hasil BTA pasien tetap positif dan setelah dilakukan pemeriksaan.. Beliau dinyatakan MDR (Multy Drugs Resistant).
Beliau kebal obat… Lalu beliau harus apa??
Beliau bercerita bahwa pada awalnya dinyatakan MDR, beliau sempat down dan tidak bersemangat lagi untuk berobat. Namun dukungan dari keluarga dan sekitarnya lah yang menguatkan beliau untuk melawan penyakitnya tersebut. Beliau juga memiliki kendala ekonomi. Memang pengobatan TB Paru itu gratis, namun karena beliau adalah MDR, beliau diwajibkan untuk tiap hari datang ke Rumah Sakit Rujukan dan kendala ekonomi yang dimaksud adalah kendala biaya transport untuk datang ke sana setiap hari karena jarak yang ditempuh memang cukup jauh dan mahal.

Semoga kata sembuh dari Dokter yang menangani Bapak menjadi kata terindah yang segera akan Bapak dengar.. Terus berjuang,Pak.
MDR TB Paru bisa sembuh, pasti!!! :’) Insya ALLAH, ALLAH mengabulkan keinginan Bapak..

Dua jam yang berharga untuk ilmu yang tak ternilai..
Anamnesa yang terkesan kaku dari calon Epidemiolog.

Pengalaman adalah guru yang paling berharga dan Bapak adalah guru saya untuk belajar lebih giat lagi tentang TB Paru.

Juni 25, 2013

Epidemiologi

Filed under: Education,Knowledge,Public Health 2010 — Widekoto @ 12:40 pm

Dalam kedokteran klinik, diagnosis merupakan dasar bagi pengelolaan orang sakit secara efektif. Pada tatap muka pertama kali, dokter klinik mendengarkan keluhan pasien, melakukan pemeriksaan badan, pemeriksaan laboratorium yang dibutuhkan, serta pemeriksaan khusus lainnya.
Berdasarkan hasil pemeriksaan ini diberikan pengobatan dan selanjutnya dokter klinik mengulangi kembali daur tersebut untuk memantau kemajuan pasien dan sebagai panduan bagi tindakan berikutnya. Diagnosis sebagai dasar dan sendi utama kedokteran klinik merupakan konsep yang sudah utama diakui.
Seperti halnya pada kedokteran klinik, diagnosis pada kedokteran masyarakat sama pentingnya. Serupa dengan dokter klinik, petugas kesehatan masyarakat harus secara sinambung menilai kemajuan kesehatan di tengah masyarakat. Alat terhandal yang digunakan petugas kesehatan untuk mendiagnosis dan memantau kesehatan masyarakat adalah epidemiologi. Bila digunakan dengan terampil dan penuh daya cipta, epidemiologi dapat menentukan pola kesehatan dan penyakit di dalam populasi dan kelompok orang, mengenali faktor lingkungan, faktor perilaku, dan faktor sosial yang mempengaruhi kesehatan masyarakat, dan memberikan penilaian objektif terhadap dampak berbagai intervensi.

Referensi:
Vaughan,J.P. dan Morrow, R.H. 1993. Panduan Epidemiologi Bagi Pengelolaan Kesehatan Kabupaten. Bandung: ITB.

April 21, 2013

Pembelajaran Diagnosis

Filed under: Education — Widekoto @ 10:40 am

Hari ini saya ada di sebuah rumah sakit. Ada salah seorang keluarga yang sedang sakit. Sakitnya sebenarnya sudah lama namun pengobatan yang ditempuh dengan pelayanan pengobatan di sekitar rumah, belum bisa menghilangkan gejala-gejala yang timbul. Kalau tidak salah, sudah 5 kali ke pelayanan pengobatan yang berbeda namun pada saat ditanyakan tentang penyakit apa yang dokter berikan, ternyata dokter hanya bilang, “hanya kelelahan”. Saya rasa ini bukan diagnosis spesifik yang seharusnya diberiahukan ke pasien.
Oleh karena itu, saya dengan kemampuan ala sotoy (dengan melihat gejala dan mencari referensi yang terkait) mencoba untuk melakukan diagnosis sementara yang mungkin bisa melihat penyakit apa yang sebenarnya terjadi.
Sebelumnya saya akan menjelaskan tentang pengertian diagnosis.
Menurut Ardhana (2010), diagnosis berasal dari bahasa Yunani :
Dia berarti melalui
Gnosis berarti Ilmu pengetahuan

Jadi diagnosis berarti : Penetapan suatu keadaan yang menyimpang atau keadaan normal melalui dasar pemikiran dan pertimbangan ilmu pengetuahuan. Setiap penyimpangan dari keadaan normal ini dikatakan sebagai suatu keadaan abnormal/anomali/kelainan.
Untuk dapat menetapkan suatu diagnosis secara tepat diperlukan ilmu pengetahuan/pengalaman empirik yang luas mengenai :
• Keadaan normal/standar normal, beserta variasi-variasinya yang masih ditetapkan sebagai keadaan normal.
• Bermacam-macam bentuk penyimpangan dari keadaan normal yang dikatakan sebagai keadaan abnormal.
Atas dasar ilmu pengetahuan tersebut di atas kemudian informasi dikumpulkan melalui prosedur pemeriksaan secara teliti dan sistematis agar didapatkan seperangkat data yang lengkap dan tepat. Melalui data yang telah dikumpulkan ini kemudian diagnosis ditetapkan. Makin lengkap dan akurat data yang dikumpulkan akan makin mudah dan tepat
diagnosis ditetapkan, kemudian penyusunan rencana perawatan dan tindakan perawatan selanjutnya diharapkan dapat dilakukan secara benar.
Menurut Salzmann (1950) ; diagnosis dibedakan atas :
1. Diagnosis Medis (Medical diagnosis)
Yaitu suatu diagnosis yang menetapkan keadaan normal atau keadaan menyimpang yang disebabkan oleh suatu penyakit yang membutuhkan tindakan medis / pengobatan.
2. Diagnosis Ortodontik (Orthodontic diagnosis)
Yaitu diagnosis yang menetapkan suatu keadaan normal atau kelainan/anomali oklusi gigi-gigi (bukan penyakit) yang membutuhkan tindakan rehabilitasi.
Menurut Schwarz, membagi diagnosis ortodontik menjadi :
3. Diagnosis Biogenetik (Biogenetic diagnosis)
Yaitu diagnosis terhadap kelainan oklusi gigi-geligi (maloklusi) berdasarkan atas faktor-faktor genetik atau sifat-sifat yang diturunkan (herediter) dari orang tua terhadap anak-anaknya.
4. Diagnosis Sefalometrik (cephalometric diagnosis)
Yaitu diagnosis mengenai oklusi gigi-geligi yang ditetapkan berdasarkan atas data-data pemeriksaan dan pengukuran pada sefalogram (Rontgen kepala) .
5. Diagnosis Gigi geligi (Dental diagnosis)
Yaitu diagnosis yang ditetapkan berdasarkan atas hubungan gigi-geligi hasil pemeriksaan secara klinis/intra oral atau pemeriksaan pada model studi.

Lanjut pada kisah selanjutnya yaaa 😀
Penderita ini mengalami gejala-gejala sebagai berikut:
1. Batuk tidak kunjung sembuh dari mulai timbul gejala pada bulan Maret sampai sekarang (kurang lebih sebulan).
2. Demam pada malam hari.
3. Terkadang pada malam hari mengeluarkan keringat alias merasa kepanasan.
4. Ada penurunan berat badan karena penderita tidak memiliki nafsu makan (hanya 5 sendok makan) karena merasa semua makanan terasa pahit.

Lalu dari beberapa gejala tersebut, saya mencari referensi yang menjelaskan bahwa gejala-gejala tersebut dapat mengindikasikan ke penyakit TB Paru.
Dengan ke-sotoy-an yang saya miliki, saya mulai menerka-nerka di manakah sumber penularan penyakit ini.
Setelah memberitahukan kepada penderita tentang diagnosis amatiran saya… Saya menganjurkan penderita untuk memeriksakan ke puskesmas dan saya pikir dari puskesmas ini pasti akan diberikan rujukan.
Ternyata dugaan saya benar, puskesmas memberikan rujukan ke rumah sakit terdekat. Awalnya saya senang karena melalui program dari dinas setempat, pengobatan yang dilakukan tidak dipungut biaya apapun.

Setelah dari puskesmas, paginya saya langsung ke rumah sakit tersebut. Setelah diperiksa oleh dokter cantik (jadi model aja kali dok,hahah), penderita tersebut disarankan untuk dirawat inap. Wah,saya masih senang juga tuh karena embel-embel gratis.

Namun ternyata saya harus mengurungkan kesenangan saya karena katanya ruangan untuk kelas III sudah penuh. Setelah berdiskusi, kami dari selaku keluarga penderita mengambil kelas II.

Oiya, kembali ke diagnosis yaaa 😀
Ternyata diagnosis saya salah, saudara-saudara… Karena ada beberapa gejala yang tidak saya amati.
Penderita tersebut mengalami pembengkakkan di daerah kaki, mulut terasa kering, sering kehausan, dan sering buang air kecil.
Pasti udah pada tau deeeeh… Iya, DIABETES.
Menerut diganosis dokter, penderita ini menderita diagnosis tipe 2. Nah, yang saya bingungin adalah… “kok batuk-batuk yak?”
Ternyata terjadi penggabungan dengan penyakit lain yaitu pneumonia.

Untuk hasil lebih jelasnya dokter belum memberikan penjelasan lagi karena hasil rontgen dan hasil laboratorium belum diberikan.

April 20, 2013

Inilah Wanita Yang Ditetapkan Sebagai Wanita Terjelek Di Dunia

Filed under: Knowledge — Widekoto @ 11:05 am

Sungguh tidak manusiawi, menjuluki seorang wanita yang memiliki keterbatasan dengan julukan tersebut.

Techno and Education

Lizzie Velasquez memiliki kelainan langka yang tidak memungkinkan dia untuk menambah berat badan. Beratnya tidak akan pernah sampai lebih dari 65 pound. Tapi Lizzie telah merasa berkecukupan. 20 tahun para mahasiswa yang menggunakan Motah.com sebagai platform untuk mendapatkan kata keluar: dia tidak berbeda dari orang lain.
Motah (dibaca MODA) adalah multi-media website yang menyiarkan kisah-kisah positif tentang orang-orang nyata. Ini adalah gagasan lama Fox News Anchor Cynthia Lee. Dalam waktu empat bulan peluncurannya, Motah mengumpulkan lebih dari satu juta hits di seluruh dunia. “Aspirasi saya dalam hidup adalah untuk menjadi seorang pembicara inspirasional untuk tidak hanya berbagi cerita tapi untuk mengilhami orang lain untuk tidak pernah menyerah. Hidup dengan kondisi saya, kehidupan telah melemparkan banyak rintangan kedalam jalan saya dan saya telah belajar bagaimana pentingnya untuk menjaga kepala tegak dan terus berjuang setiap hari.”

Inget gan ini bukan untuk tertawaan, tapi apakah pantas seseorang bilang dan sampai menetapkan dia sebagai…

Lihat pos aslinya 15 kata lagi

April 1, 2013

Penerapan Penyelidikan Epidemiologi DBD

Filed under: Investigasi Wabah — Widekoto @ 4:48 am

Kemarin saat melakukan kajian di suatu wilayah, ada ibu RW setempat yang berpapasan dengan saya. Dia lalu memberitahukan bahwa di wilayah tersebut ada salah seorang warganya yang menderita penyakit DBD.
Secara tidak langsung jiwa saya merasa terpanggil dan ingin bertemu dengan penderita tersebut karena kata ibu RW tersebut, penderita itu belum dideteksi oleh puskesmas setempat.
Dengan bekal mata kuliah investigasi wabah, materi penyelidikan epidemiologi, yang saya dapat dari Bapak Dr. Solah Imari, M.Sc saya dengan kukuhnya ingin bertemu penderita tersebut.
Awalnya sih deg-degan banget-banget, suara gelagapan gak jelas,heheh
Tapi dengan modal percaya akhirnya saya datang ke rumah penderita tersebut.
community_epidemiology_logo
Rumahnya ternyata sangat jauh dari jalanan dan otomatis juga sangat jauh dari puskesmas.
Berikut adalah hal-hal yang saya tanyakan kepada penderita DBD tersebut:
Nama : xxxxxx
Umur : ## tahun
Alamat : xxxxxx
Awal sakit : Jumat, 22 Maret 2013
Gejala awal : Panas siang dan malam, kepala sakit, ada bintik-bintik merah di tangan, dan ada pendarahan di hidung atau mimisan.
Waktu berobat : Sabtu, 23 Maret 2013 di xxxxx oleh xxxxxx
Tindakan pengobatan : Test darah setelah 3 hari panas sebanyak 3 kali dan hasilnya positif DBD.
Obat yang diberikan : obat panas, inpusan, omeprazole, neurobat, ofloxacin.
Terakhir berobat : Rabu, 27 Maret 2013
Observasi lingkungan rumah :
– Di depan rumah terdapat kebun yang luas
– Di kebun tersebut terdapat ember dan kaleng yang bisa menampung air
– Banyak baju yang digantung di dalam rumah.
– Bak mandi kotor seperti jarang dikuras.

Saya pikir dengan keterangan seperti itu sudah bisa memberitahukan puskesmas setempat untuk melakukan tindak lanjut di sana. Namun saya salah. Ada hal sepele yang tidak saya tanyakan. Hal itu adalah nomer kontak penderita agar pihak puskesmas bisa menanyakan lebih gamblang dan dari segi alamat, saya lupa menanyakan nomer rumah penderita tersebut. Hal sepele namun sangat penting.
Yaaah, namanya juga masih mahasiswa. Masih ditolerir kalau ada kesalahan,heheh. 😀
Namun hal tersebut sangat berguna untuk bahan pembelajaran saya ke depannya bahwa hal tersebut harus ditanyakan secara detail dan terperinci.
Oiya, ada birokrasi yang saya pikir sangat berbelat-belit atau memang saya tidak mengetahui hal tersebut sebelumnya atau bagaimana, saya juga masih kurang paham.
Ketika saya memberitahukan ini ke puskesmas setempat, saya disuruh untuk memberitahukan kepada penderita DBD tersebut untuk melaporkan dirinya ke RT di wilayah tersebut padahal ibu RW nya saja sudah mengetahui,hehehhe. #gak ngerti juga sih buat apa dilaporin lagi.
Mungkin untuk bahan rujukan dari RT, #mungkin… hehehhe.
Lalu ada hal yang saya tanyakan sendiri di dalam hati saya.
Sebenarnya, masa inkubasi DBD berapa yaaa??
Setelah mencari referensi, ternyata saya mengetahui bahwa masa inkubasi DBD adalah 4-6 hari (Bustan, 2008).
Masa inkubasi adalah waktu dari saat paparan agen menular sampai tanda-tanda dan gejala penyakit muncul. Dalam biologi, masa inkubasi adalah waktu yang diperlukan untuk berlangsungnya setiap proses pertumbuhan tertentu (http://kamuskesehatan.com/arti/masa-inkubasi/).

#ada sms masuk dari petugas puskemas setempat#
“Trombosit penderita tersebut berapa?”
huuuuuuaaaah. Gaswat tingkat dewa, kenapa gak nanya itu juga ya semalem? huuuuuuh….
Benar-benar masih amatiran banget nih sebagai epidemiolog.
Kadar trombosit normal adalah 150.000 sampai 400.000. Pada kasus DBD parah, kadar trombosit dapat turun sangat rendah. Kadar trombosit yang turun di bawah 100.000 merupakan pertanda bahaya, dan jika turun di bawah 50.000 dapat berakibat fatal bagi penderita. Trombosit di produksi di sum-sum tulang. Umurnya sekitar 5 – 10 hari. Fungsi trombosit adalah mencegah keluarnya darah dari pembuluh darah. Jika kadarnya kurang, maka akan terjadi perdarahan, dari ringan sampai berat, tergantung dari nilai trombosit. Akibat dari perdarahan adalah jumlah darah berkurang dan tekanan darah turun. Jika keadaan ini terus berlangsung dan tidak diatasi, maka penderita dapat mengalami kematian.
Oleh karena itu, jika kadar trombosit sangat rendah, dokter biasanya akan melakukan transfusi trombosit untuk mencegah timbulnya perdarahan lebih lanjut
(http://www.catatandokter.com/2012/02/nilai-trombosit-pada-penyakit-dbd.html).

Maret 24, 2013

my lovely epid 2010

Filed under: Public Health 2010 — Widekoto @ 9:48 pm

317519_3983344641815_1347390926_n

DSCI0028

581172_3849212866530_1436535291_n

DSCN1537

DSCI0460

IMG-20121020-00798_1350723158894_n

Jangan Takut dengan Kehadiran Seekor Tomcat!

Filed under: Knowledge — Widekoto @ 9:22 pm

Tomcat??

Siapa yang tidak mengenal hewan mungil yang menakutkan ini. Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan, ternyata Tomcat ini sudah dikenal pada tahun 2008. Serangan Tomcat ini bermula dari adanya laporan 260 orang mengalami gangguan kulit di perumahan desa Besuki, Tulungagung, Jawa Timur. Kasus ini mengalami penurunan bahkan pada tahun 2011 tidak ada data dari Kementerian Kesehatan mengenai serangan Tomcat ini. Namun pada tahun 2012 tren Tomcat ini merebak lagi dan malah merambah ke kawasan kelas menengah di daerah Surabaya.

Sebenarnya dalam lingkup dunia, menurut artikel di South African Medical Journal pada tahun 2011, seekor Tomcat ini telah ada sejak permulaan sejarah. Wabah Tomcat pertama kali tercatat terjadi di Afrika pada tahun 1915 dan berhasil terdokumentasikan di Afrika Timur pada 1916. Serangga yang juga disebut Lalat Nairobi ini juga menyerang Kinshasa, Kongo, pada 1921. Lalu Tomcat ini mulai menyebarluaskan serangannya ke India, Sudan, Malawi, dan sampai di daerah Asia seperti Indonesia dan Malaysia.

Ternyata seekor Tomcat ini adalah makhluk ciptaan Tuhan yang cukup terkenal. Akan tetapi, apakah Anda tau: Apa Tomcat itu?

Tomcat adalah spesies Kumbang Paederus fuscipes berkembang biak di dalam tanah di tempat-tempat yang lembab, seperti di galengan sawah, tepi sungai, daerah berawa dan hutan. Menurut Guru Besar Ilmu Serangga dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Aunu Rauf, seekor Tomcat adalah serangga yang tak asing bagi masyarakat Indonesia. Di beberapa wilayah Indonesia, serangga Tomcat sering kali disebut semut kanai atau semut kayap. Menurutnya, masyarakat menyebut serangga ini dengan sebutan tomcat karena bentuknya sepintas seperti pesawat tempur Tomcat F-14.

Tomcat ini mempunyai ukuran panjang kurang dari 1 cm. Badannya berwarna kuning gelap di bagian atas, bawah abdomen dan kepala berwarna gelap. Bagian tengah abdomen yang berwarna hijau tua mempunyai sepasang sayap keras. Biasanya kumbang ini kelihatan merangkak di kawasan sekeliling dengan menyembunyikan sayapnya dan dalam sekali pandang ia lebih menyerupai semut. Apabila diganggu kumbang ini akan menaikkan bagian abdomen supaya kelihatan seperti kala jengking untuk menakutkan musuh. Cairan hemolimf yang terdapat di dalam badan kumbang ini mengandung racun sentuhan hewan yang paling berbisa di dunia. Toksin ini dikenali sebagai ‘aederin’: (C24H43O9N) dinamakan dalam tahun 1953. Cairan ini disinyalir 15x lebih mematikan dari bisa ular kobra.

Sebenarnya kumbang ini tidak berbahaya karena tidak menggigit atau menyengat.  Menurut Haris Sutrisno, seorang ahli serangga dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengungkapkan bahwa serangga Tomcat sebenarnya adalah sahabat para petani karena termasuk jenis Paederus yang berguna untuk mengusir hama seperti wereng. Wereng merupakan mangsa bagi serangga Tomcat. Haris mengatakan serangan yang dikatakan sebagai wabah Tomcat itu hanya merupakan tindakan mempertahankan diri dari ancaman musuh. Tomcat sebenarnya tidak bermusuhan dengan manusia akan tetapi jika ada kegiatan manusia yang mengganggu aktivitas Tomcat, maka ia akan mengeluarkan cairan yang bila kena kulit akan menyebabkan gejala memerah dan melepuh seperti terbakar (dermatitis). Gejala ini populer disebut Paederus dermatitis.

Berikut adalah tips mudah untuk melakukan tindakan pencegahan dan penanggulangan atas serangan tomcat:

  1. Jika menemukan tomcat ini, lakukan penyemrotan pestisida (alami) dan jangan dipencet agar racunnya tidak mengenai kulit.
  2. Hindari terkena tomcat pada kulit terbuka.
  3. Bila tomcat mengenai kulit kita, singkirkan hati-hati dengan cara meniup atau menggunakan kertas.
  4. Jangan menggosok kulit atau mata bila tomcat mengenai kulit.
  5. Segera cuci dengan air mengalir dan sabun pada kulit yang bersentuhan dengan tomcat.
  6. Usahakan pintu rumah tertutup, dan bila ada, jendela diberi kasa nyamuk untuk mencegah tomcat ini masuk.
  7. Usahakan tidur menggunakan kelambu dan lampu dalam keadaan mati.
  8. Bersihkan lingkungan rumah, teurtama tanaman yang tidak terawat yang ada di sekitar rumah yang bisa menjadi tempat tomcat.

Jadi… Kenapa harus takut dengan seekor TOMCAT?! JJ

Sumber :

http://sorot.vivanews.com/news/read/298639-infografik–serangan-serangga-tomcat

http://sekilasinfoforyou.blogspot.com/2012/03/serangan-tomcat-di-seluruh-dunia.html

http://sains.kompas.com/read/2012/03/20/19115880/Kenapa.Diberi.Nama.Tomcat

http://sorot.vivanews.com/news/read/298646–15-kali-lebih-beracun-dari-kobra-

http://ada-gratis.blogspot.com/2012/03/serangga-tomcat-serang-jawa-timur.html

http://siakhulu2.blogspot.com/2012/04/invasi-tomcat-jangan-takut-dan-panik.html

http://www.republika.co.id/berita/nasional/jabodetabek-nasional/12/03/26/m1hqdo-tomcat-adalah-sahabat-petani

http://ciricara.com/2012/03/20/ternyata-serangga-tomcat-bermanfaat-bagi-petani/

Laman Berikutnya »

Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com.